1. Teori respsi sastra jauss
Teori sastra respon pembaca sering juga dikenal dengan istilah teori resepsi sastra, teori ini memusatkan perhatian pada hubungan antar teks sastra dan pembaca, teori ini juga menjadi landasan konseptual kritik sastra atau penelitian sastra yang secara khusus ingin melihat relasi pembaca dan teks sastra, kritik sastra yang berlandaskan pada teori ini adalah kritik respon pembaca ( reader-response criticism ).[1] Kritik ini menyatakan bahwa “makna” karya sastra adalah interpretasi yang diciptakan atau dikonstruksikan/ dihasilkan oleh pembaca dan penulis sebagai subjek kolektif. Ia memberikan tindakan perhatiaan pada tindakan kreatif pembaca dalam memasukan makna kedalam teks sastra. Kritik ini menganggap bahwa orang yang berbeda repertoa/gudang bacaan seorang subjek pembaca akan menafsirkan teks karya sastra secara berbeda, tergantung dari presfektif mana ia melihat dan sejauh mana kadar repertoa pembaca dalam memahami teks karya sastra tersebut. Sebagai konsikuensi logis pluralitas dan kompleksitas pemberiaan makna terhadap interpretasi teks tadi merupakan sebuah keniscayaan. Oleh karena itu teori ini menyatakan tidak ada pembacaan atau intrepretasi tunggal ataupun yang paling benar, akan tetapi yang paling optimal. Karya sastra itu ada jika ia dapat mempengaruhi pembaca, baik itu berupa tindakan-tindakan yang sifatnya aktif, maupun sebuah penilaiaan terhadap teks karya tersebut.
Jauss
sebagai tokoh perumus dan pengembang teori resepsi sastra, dalam
teorinya ia memusatkan perhatiaan bagaimana suatu karya diterima pada
suatu masa tertentu berdasarkan horizon penerimaan tertentu atau
erwartungshorisont atau horizon of expretion. Partisifasi pembacalah
yang menghidupkan karya sastra. Sebuah karya baru menjadi peristiwa
sastra, bila karya itu telah dilihat dengan adanya hubungan antara karya
sastra lain. Suatu karya akan menyebabkan pembacanya memberikan reaksi
tertentu berdasarkan textual strategy tertentu. Jadi bisa kita asumsikan
bahwa penerimaan dapat dilihat sebagai perluasan dari aspek semiotic
yang timbul dalam pengembangan dan perbaikan suatu system. dengan kata
lain perubahan horizon penilaian juga bisa mengalami perubahan.
Penerimaan
karya sastra dalam lapisan masyarakat bisa terjadi dengan berbagai
macam kemungkinan. Reaksi atau parsitifasi aktifnya terjadi dalam bentuk
adanya orang yang menciptakan karya sastra yang lain. Reaksi ini
berbeda dari penerimaan pasif yang sifatnya hanya mengomentari,
menyukai, memberi kritikan dan memberi masukan terhadap karya sastra
tersebut. Memperhatikan bagaimana karya sastra diterima oleh seorang
penulis, yang lebih kemudian dan bagaimana seterusnya ia bisa
melanjutkan, memberikan kemungkinan lain; estetika dan presfektif
peluang/kemungkinan penyusunan sejarah serta yang lain, yang menekankan
pada aspek perkembangannya dalam hal ini karya sastra yang dikaji
sebagai objek yang akan ditelaah.
Pendekatan
teori respsi sastra Jauss menekankan aspek penerimaan dalam hal ini
bagaimana seorang penulis kreatif dalam menerima karya sebelumnya, yang
memungkinkan ia dapat menciptakan sesuatu yang baru darinya, atau
bagaimana seorang bukan penulis kreatif menerima suatu karya sehingga
karya itu bermakna tertentu bagi dirinya. Pada intinya memusatkan kepada
keaktifan pembaca kepada kesanggupan mereka dalam menggunakan imajinasi
dalam proses pembacaan. Jauss memahami karya sastra dapat terlihat dari
pernyataan mereka. Pernyataan ini mungkin saja berupa komentar-komentar
atau berupa karangan lain yang mentransformasikan atau
mendemistifikasikan karangan yang pernah dibacanya. Pendekatan Jauss ini
memberikan kerangka bagi perkembangan sastra karena pendekatannya
mengembangkan perhatiaan pada aktivitas pembaca, bukan sebatas kesan
seperti yang di asumsikan oleh Iser. download here
Belum ada tanggapan untuk "Teori Resepsi Sastra Jauss"
Posting Komentar