Saya bingung ketika memulai menulis, apa yang mau saya tulis, untuk apa saya menulis itulah kegelisahan yang saya rasa ketika akan memuali sesuatu dalam menulis. apalagi ketika berhadapan dengan tulisan2 ilmiah dan fiksi. misalnya tulisan fiksi yakni puisi yang jadi sampel, saya bingung untuk menentukan objek penderita atau yang ditujunya untuk siapa, tarolah ketika saya menulis puisi tentang cinta, saya menulis dengan perasaan suasana hati karena kosmos disekitar saya mendukung, misalnya ada lagu bertemakan cinta, habis baca novel cinta, ataupun nonton film cinta atapun berdasar realita yang ada karena saya punya kekasih hati. itu semua mendukung saya untuk menulis, akan tetapi apabila suasana kejumudan yang ada dalam dada mengganggu banyak masalah sepele menjadi besar kalau saya pikir2 dan rasa. ketika masalah yang paling mendasar ialah sulit untuk memulai tadi, dalam pikiran kita tercerminkan suasana atau frem bahwa menulis itu susah atau menyebalkan atau sesuatu yang membosankan. banyak orang yang mempunyai frem seperti itu. memulia itu penting makanya kita harus bisa menyatukan frem yang negatif itu kepada ferm yang positif. misalnya apa bedanya kata kritik dan krifik. menurut saya kedua kata itu sama dalam perfektif yang positif/membangun image pikiran kita yang rata2 melihat sesuatu itu dari luarnya saja, kalau disuruh untuk memilih diantara kedukata itu, kata krifik itu pasti yang dipilih dibanding dengan kata kritik. dengan asumsi krifik itu enak bisa dimakan rasanya gurih dan lejat sedangkan kata kritik itu kata yang sangat dijauhi seseorang karena dalam nalar pikiran kita langsung muncul image negatif karena kata kritik/mengkritik biasanya diartikan dengan mencari2 kesalahan oranglain, aib, mencela orang dsb. ataupun yang paling kita lupakan ialah cara/metode penyampaiannya yang salah, kurang rektif sehingga menyinggung orang yang dikritik, itu bisa saja akan menimbulkan konflik apalagi kpd orang yang tidak senang dengan keterbukaan dan menerima saran dari orang lain dimata mereka kritik mungkinj uga artinya membuka aib kesalahan, dosa seperti yang penulis tulis diatas,padahal kalau kritiknya membangun dan caranya bagus itu sangat enak sekali seperti kita makan kripik yang enak lezat dan gurih tadi. jadi menulis itu enak, nikmat gurih seperti kita makan krifik dan mengkritik ataupun dikritik dengan cara yang baik. menulis itu mudah kalau kita memulainya sekarang juga, ada keretas kosong dan pena tulislah apapun yang ada dalam pikiran kita jangan sampai menunggu bahkan ada orang yang menulis di daun untuk puisi misalnya, tapi jangan sampai menulis di dinding tembok orang tanpa seizin pemiliknya atau coretan yang tak jelas yang tak enak dilihat baik menurut estetika maupun sudut pandang sosial masyarakat. makanya menulislah dengan hati benarkanlah dengan ilmumu, menulislah seperti mata air yang mengalir mencari jalan menuju lautan samudra, saya menulislah maka dari itulah saya ada.
Artikel keren lainnya:
Belum ada tanggapan untuk "Saya menulislah maka dari itulah saya ada"
Posting Komentar