Ada beberapa aspek penunjang yang banyak mempengaruhi kaemajuan sastra Andalus. Pertama, keindahan Alam raya Andalusia, juga cuaca dan udaranya yang sejuk, tanah serta tamannya yang hijau. Pradaban serta alam yang demikian sangat banyak sekali pengaruhnya terhadap sastra Arab di Andalusia, maka terjadilah perubahan corak sastra yang mana sebelumnya menampilkan sifat-sifat padang pasir yang panas dan keras menjadi sastra yang lembut, penuh dengan ungkapan-ungkapan alam mereka, bukan saja pada syair akan tetapi terjadi juga pada prosa.
Kedua, Matangnya pola pikir Arab. Telah datang silih berganti ke tanah Andalusia berbagai macam bangsa. Pada mulanya diperintah oleh bangsaYunani, Romawi, kemudian Qûth,dan akhirnya datang bangsa Arab sehingga beradaptasi dan bercampur baur dengan penduduk asli. Dari sanalah muncul genersi baru yang mempunyai sifat kearaban dan pola pikir Aria.
Ketiga, adanya rasa persaingan dengan timur. Rasa bersaing sedemikianlah yang membuat perkembangan pesat di dalam sastra Andalusia sehingga dapat mempengaruhi keproduktifan penulis-penulis Andalus, juga pesatnya karya-karya sastra. Banyak diantara ulama Andalus yang pergi ke timur untuk menimba ilmu dan mencari buku, dan sebaliknya ulama timur datang ke Andalus untuk mencari tempat dan penghargaan dari kholifah. Jarak yang jauh antara Bagdad dan Qordoba tidak menjadi penghalang bagi safari mereka dalam mencari dan mendalami ilmu pengetahuan. Tak ayal lagi kalau terjadi persaingan ketat antara barat dan timur pada waktu itu dalam pengkodifikasian karya serta penulisan ilmu pengetahuan, walaupun ada kecendrungan ulama Andalusia dalam mencontoh karya-karya ulama timur. Begitu pula hal nya dengan syair-syair, mereka banyak mentransfer dari timur. Kendati demikian mereka tidak menghilangkan identitas serta cirri-ciri khas kesusutraan mereka sehingga apabila dihadapkan pada hasil-hasil karya Andalusia kita akan melihat corak-corak khusus yang ada pada karya-karya tersebut, menunjukkan bahwa banyak penambahan serta pembaharuan yang dihasilkan oleh ulama-ulama Andalusia terhadap karya timur. Dan akhirnya menimbulkan gaya karya baru setelah karya timur, yaitu Arab Andalusia. Salah satu contohnya adalah Ibnu Abdi Rabbih menampilkan pada Al Aqdu Al Farîd beberapa contoh buah karya Abu Tammâm dan penyair-penyair besar lainnya.
Walaupun orang-orang Andalusia banyak terpengaruh oleh pola pikir timur, bukan berarti terpengaruh oleh kebudayaan serta filsafat yang cenderung digandrungi oleh timur. Pada zaman-zaman keemasan Anadalusia mereka lebih condong kepada corak peradaban Islam Arab murni. Dan masih menolak filsafat, juga memusuhi orang yang menggeluti hal tersebut, sampai-sampai menuduhnya sebagai Zindiq, maka dari itu sastra Andalusia tidak mempunyai komposisi filsafat sebagaimana di timur.
Sebuah Bukti atas Transformasi Sastra dan Pradaban
I. Al- Musta’ribûn
Pada dasarnya karya sastra yang dihasilkan oleh kaum Al-Musta’ribûn sangatlah lemah, baik berbahasa latin maupun Arab, kemudian mereka pun mulai terpengaruh oleh kehidupan social Islam yang memberi pencerahan bagi mereka. Salah satu contohnya adalah mereka lebih mengutamakan penggunaan bahasa Arab,juga nama-nama dan pakaian mereka serta berusaha mencontoh peradaban Isalam dalam aspek-aspek kehidupan mereka. Albero Al Qortubi seorang ilmuan sepanyol,pernah memberikan pendapat, tak ada bantahan terhadapnya dan masih sering dikutip oleh banyak pengarang dan penuis barat maupun timur. Dia memberikan kesaksian bahwa orang Nasrani Sepanyol mempunyai kecendrungan yang sangat besar terhadap sastra Arab dalam sebuah ungkapan mereka berkata,” Sesungguhnya saudara-saudara ku seagama menemukan kenyamanan dan sesuatu keindahan ketika membaca syair-syair Orang Arab, dan hikayat kehidupan mereka. Pun mereka berbondong-bondong mempelajari mazhab-mazhab ahli agama, filosouf -filosouf muslim, bukan untuk mengkonternya akan tetapi mencoba mengambil uslub-uslub Arab yang indah dan benar.
Kebanyakan dari buku-buku latin yang ditulis oleh kaum Al- Musta’rbûn mempunyai catatan-catatan kaki, komentar dengan bahasa Arab. Pada dasarnya, ketika zaman keemasan Islam orang-orang sepanyol lebih cakap berbahasa Arab ketimbang bahasa asli mereka, sampai-sampai menyerupai orang Arab dalam kemahiran berbahasa, tak dapat dipungkiri pula bahwa mereka telah memakai bahasa Arab sekian waktu lamanya, yaitu setelah runtuhnya kekuasaan Islam di Jazirah tersebut. Banyak adat-istiadat culture arab yang disadur ke dalam lini kehidupan bangsa sepanyol, sampai kepada penulisan buku-buku dan pemakaian nama-nama Arab, hingga abad keempat belas masehi, bukti-bukti ini masih dapat kita temukan pada dokumentasi-dokumentasi Toledo walaupun tak kita dapatkan hasil karya yang berharga dari mereka.
II. Al-Musta’jimûn
Akhir dari pada bentuk sastra Arab Andalus yang muncul di sepanyol adalah sastra Los Moriscos yaitu sastra yang ditulis dengan bahasa Sepanyol, namun memakai huruf-huruf Arab. Orang Arab menyebutnya Al-Jamîya ” kalimat Arab yang disepanyolkan” kenapa demikian, karena keadaan lah yang memaksa. Kaum Moriscos merasa takut dan khawatir setelah jatuhnya Granada ke tangan orang-orang Nasrani, apalagi ketika mereka dihadapkan kepada kasus-kasus pengkafiran dan pemurtadan, hal demikianlah yang membuat keterputusan mereka dengan khazanah-khozanah sastra dan pemkiran leluhur. Namun mereka tidak meninggalkan huruf-huruf hijâiyyah Dan terus menulis ilmu-ilmu Islam serta warisan leluhur sebagai resistensi serta benteng yang kokoh bagi akidah mereka, untuk kemudian mewariskannya kepada generasi setelahnya. Semua apa yang dapat kita lihat dari bukti-bukti sejarah,bahwa tulisan-tulisan tersebut berasaskan Islam dan belum dpat dipelajari rahasia rumus-rumusnya kecualai pada abad ke sembilan belas masehi.
Ketika orang sepanyol hendak melaksanakan pengusiran besar-besaran terhadap sisa-sisa umat Islam dari negeri mereka, maka kaum Moriscos mencoba untuk menyembunyikan tulisan-tulisan atersebut. Dan memunculkannya kembali secara pelan-pelan. Salah satu penulis besarnya adalah Isa ibnu Jabir seorang faqih masjid Segoviano dalam bahasa sepanyol dikenal denagan nama Isa de Gebir, Ia menulis buku berjudul Al kitâb Al Syaqûbi, di bawah namanya tertulis dengan huruf Arab breviario sunni atau dalam bahasa Arabnya mukhtashar al sunnah. Yaitu tulisan singkat tentang akhlaq dan syariah, buku ini banyak sekali beredar di kalangan Moriscos, dan terdiri dari bab-bab iman, aqidah kemudian wudhu, thoharaoh, air yang suci dan tidak suci. Beliau memakai istilah-istilah ibadah dalam Islam dengan logat Qostilla seperti arraquer atau al rukû’- anafilesa tau al nawâfîl, menjamakannya dengan jama Qostilla.
III. Pendapat Juan Andreas
Juan Andreas seorang tokoh Nasrani Yasûi’ yang dikeluarkan dari kelompok ini kemudian diusir dari sepanyol telah mentransfer bekas kejayaan Andalus Arab kepada kebudayaan Eropa, sebagai pencerahan atasnya, walaupun sangat minim , dikarenakan sedikitnya marâji’ kecuali fihris latin buku-buku klasik Arab Makhthûthât di perpustakaan Iskareal yang ditulis oleh Mikhâil al ghosîrî. Dari maraji’ inilah Juan Andreas menulis buku yang sedikit aneh dengan bahasa Italia antara tahun seribu tujuh ratus delapan dua dan seribu tujuh ratus sembilan puluh delapan berjudul Asal-usul Sastra Secara Umum serta Keadaan dan Perkembangannya diterjemahkan ke dalam bahasa Sepanyol antara tahun 1784-1806, salah satu stressing poin dari buku itu adalah’bahwa sesungguhnya timbulnya pergerakan studi tentang kedokteran adalah kembali kepada jasa bangsa Arab, dimana bangsa barat ketika itu masih terbagi menjadi dua bagian, sebagian berpacu menyusun peradaban sedangkan yang lain masih dalam keterbelakanagan. Kemudian dia juga menyebutkan hasil-hasil terjemahan bangsa Arab dari peninggalan serta buku-buku India, fersi, Mesir, Yunani di samping pengaruh besar yang membias kepada gerakan eskolarialisasi escurialtion dari buku yang ditransfer ke bahasa latin.
Sedangkan pengaruh Arab terhadap sepanyol secara khusus, beliau mengatakan bahwa masyarakat sepanyol telah memakai dua bahasa, pertama, Bahasa Arab, kedua, Bahasa Sepanyol. Sebagaimana diungkapkan oleh Alberto Qurtubi. Dia juga menyebutkan bahwa pada awal mulanya syair Sepanyol banyak mengikuti syair Arab secara corak maupun ma’na, dan itu merupakan sebuah kelaziman sebagai akibat dari pergumulan dua bangsa, Arab dan Sepanyol.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pengaruh Arab dan Islam pada Sastra Barat tidak terjadi secara langsung seperti pengaruh Sastra Barat terhadap Sastra Arab. Pengaruh yang tidak langsung ini berupa pengaruh Sejarah Peradaban yang dulu melingkupi Orang Barat yakni berupa pemakaian Bahasa Arab yang banyak mempengaruhi dalam segi corak dan makna dalam karya sastra, dan pengaruh kehidupan social islam yang dahulu memberi pencerahan bagi Orang Barat sehingga menjadikan orang barat lebih suka memakai kosakata dari Arab bahkan mereka lebih mahir memakai bahasa arab dari pada memakai bahasa sendiri (Bahasa Spanyol).
2 Tanggapan untuk "PENGARUH SASTRA ARAB ANDALUS TERHADAP SASTRA BARAT"
Great! bermanfaat sekali
sama2 bos
Posting Komentar