Isi pokok atau garis besar artikel ini adalah membicarakan pemikiran nasionalisme religious Najib al-Kilani yang terdapat dalam novel al-Yaum al-Mau’ud yang menceritakan penyerbuan tentara salib Francis ke Mesir. Yang termasuk nasionalisme religious didalamnya seperti persatuan dan kesatuaan, patriotisme, kebebasan, keadilan, persamaan hak, persamaan gender dan demokrasi. Najib al-Kilani memaknai kata nasionalisme religious ini dengan bentuk nasionalisme terhadap tanah airnya berdasarkan persamaan agama. Walaupun dalam prakteknya nasionalisme ini dicampuradukan dengan nasionalisme etnis, yang menekankan pada ras dan etnis tertentu, yaitu Arab dan Eropa.
Melihat secara totalitas dalam artikel yang membahas novel al-Yaum al-Mau’ud, Najib al-Kilani ingin menyatukan dan memadukan pemahaman nasionalisme religious dengan pemahaman nasionalisme yang ada, diantara paham-paham nasionalisme tersebut adalah; pertama nasionalisme kewarganegaraan (nasionalisme sipil), yaitu Negara mendapatkan kebenaran politik dari penyertaan aktif rakyat, kehendak rakyat dan perwakilan politik; kedua nasionalisme etnis sebuah masyarakat; ketiga nasionalisme budaya, yaitu Negara memperoleh kebenaran politik dari budaya bersama bukannya sifat keturunan, seperti warna kulit, ras, dan sebagainya; kempat nasionalisme romantik, yaitu Negara memperoleh kebenaran politik secara organik, hasil dari bangsa atau ras menurut semangat nasionalisme.
Kelebihan artikel ini; pertama, artikel ini sangat menarik dan membahas pemahaman nasionalisme secara proposional. Penulis tidak terjebak dengan pemahaman nasionalisme yang sempit dan dangkal karena berhasil mengambil pemahaman nasionalisme dari dua latar yang berbeda baik yang ada di Arab (Mesir) maupun Barat (Francis). Penulis dapat mengetahui sikap nasionalisme dari karya Najib al-Kilani ini berdasarkan pemikiran tokoh-tokoh dalam novel tersebut; Kedua, Penulis memandang teks sebagai mozaik kutipan alam semesta dan berhasil membedah karya ini dengan analisis teori intertekstual, banyak kutipan dari hadist, quran, pepatah arab, karya ilmiah lain dan idiologi barat yang terhimpun menjadi satu teks yang utuh; Ketiga, penulis mementingkan semangat nasionalisme bagi suatu Negara tanpa ada unsur memihak kepada salah satu paham nasionalisme yang mempunyai latar berbeda. Dalam nasionalisme Arab penulis mengambil tokoh utama pemikiran Adnan sebagai sampel yang ideal untuk menggambarkan nasionalisme arab yang cinta kepada Negara dan agamanya yang berperang melawan tentara salib dari Francis. Sedangkan dari barat kita bisa melihat tokoh Pangeran Dareto adik kandung raja Louis IX yang berambisi untuk mendapatkan kehormatan, keagungan dan kemuliaan ketika menyerang kota Mansurah, yang mengambil semboyan kaum revolusi nasionalis Prancis abad XVIII akan kebebasan, persamaan dan kebahagiaan.
Kekurangan artikel ini; pertama, Penulis dalam menulis biografi dan karya-karya Najib al-Kilani tidak membahas sama sekali novel al-Yaum al-Mau’ud, yang menjadi data utama pembahasan artikel ini.penulis terjebak dengan karya novel yang pernah di filmkan atau beberapa novel yang telah mendapat penghargaan yang di uraikan terlalu panjang sehingga lupa bahasaan yang akan di bicarakan dalam artikel ini yang menjadi data pokok adalah novel al-Yaum al-Mau’ud. Padahal kalau penulis menggambarkan gambaran umum atau proses kreatif tentang novel tersebut akan membantu pembaca untuk memahami artikel ini, terutama untuk pembaca yang sama sekali belum membaca novel karya Najib al-Kilani tersebut; kedua, penulis hanya melampirkan 2 kutipan teks asli novel yang berbahasa arab dari 18 kutipan yang diambil itu pun hanya diawal saja. Dalam hal ini kutipan teks asli yang berbahasa arab sangat penting untuk membuktikan kemurnian dan keaslian penelitiaan, disamping itu akan menjadi perbandingan pembaca ketika melihat kutipan terjemahan bisa saja ada kesalahan penerjemahan; ketiga, ada argument yang kontradiktif yang disampaikan penulis ketika nasionalisme religious dipahami sebagai kepentingan agama, disatu sisi agama dijadikan alat dan kedok untuk meraih kepentingan duniawi. Seperti yang dilakukan pendeta-pendeta dan Raja Louis IX untuk meraih kekuasaan ia berdalih kewajiban perang suci bagi masyarakat sipil untuk membebaskan dosa mereka dan pembebasan Baitul Maqdis. Tetapi tujuannya bukan itu mereka dijadikan alat untuk merebut kekuasaan, kekayaan, kejayaan dan yang lainnya dari tangan kaum muslim.
Rekomendasi artikel ini sangat membantu bagi pembaca untuk mengetahui biografi, pemikiran dan karya-karya Najib al-Kilani. Beliau adalah tokoh sastra yang religious dan nasionalis. Banyak dari karya beliau yang mencerminkan tingginya moral, indahnya islam, persamaan hak, keadilan, patriotism dan hubbulwathan. Tidak salah lagi Karya beliau dalam novel al-Yaum al-Mau’ud merupakan bukti kecintaan beliau kepada Negara dan agamanya yang menjadi cerminan kehidupan bagi kita semua. Artikel yang di tulis Muhandis Azzuhri ini sangat membantu pembaca dalam memberi konstribusi terhadap matakuliah yang pembaca ambil seperti: matakuliah study tokoh sastra arab; disana tertulis riwayat kehidupan, pemikiran, dan juga karya-karya beliau, Nusus Adab Hadis; teks karya ini sangat menarik memungkinkan untuk dijadikan skripsi terutama menggunakan metode structural ataupun semiotic yang dikaji pada matakuliah ini, Tarikh Adab Hadis; disana terdapat alur perkembangan sastra yang sejaman dengan beliau bentuk tema, latar dan tokohnya, metode penelitian sastra; pada metode penelitiaannya penulis menggunakan metode interteks yang jarang dalam penelitian sastra arab sehingga sangat membantu pembaca dalam memahami penelitian sastra terutama dengan metode interteks, Naqd al-Adab; hamper sama dengan metode penelitian sastra tetapi titik tekannya pembaca bisa lebih berani lagi ketika untuk mengkrtik karya dan harus mempunyai kemampuan yang mempuni.
Belum ada tanggapan untuk "Kritik Jurnal Adabiyyat Vol.7, No. 2, Desember 2008"
Posting Komentar