Sejarah
merupakan hal yang sangat relevan pada dunia, dimana setiap manusia
atau individu pastinya mengalami sejarah sendiri-sendiri, terdapat
juga perkembangan ilmu sejarah melalui filsafat barat. Dalam dunia
Islam perkembangan ilmu dimulai dari sejak zamannya nabi, Ilmu akal,
Ilmu filsafat, Ilmu agama dan ilmu-ilmu lainnya semakin berkembang
banyak. Dalam meghadapi hidup di dunia pastinya dengan mengunakan
ilmu agar semuanya dapat terealisi dengan baik dalam mencapai tujuan
hidup. Suatu peristiwa yang terjadi sudah dapat disebut dengan
sejarah meskipun tanpa dicatat dalam buku, prasasti atau benda-benda
lain, tetapi juga mengunakan ingatan untuk mengeng eristiwa-peristiwa
yang telah terjadi. Oleh sebab itulah ilmu pengetahuan sanagt
dibutuhkan dalam kehidupan nyata, bukan hanya untuk mencatat saja
tetapi juga dapat mengetahui bagaimana cara menulis dan mengunakan
sejarah dengan semestinya lalu cara menulisnya sesuai dengan metode.
Sejarah
ilmu pengetahuan
Dalam
Islam, ilmu bermula dari keinginan untuk memahami wahyu yang
terkandung dalam Al-Qur’an dan bimbingan Nabi Muhammad SAW mengenai
wahyu tersebut. Al-’ilm itu sendiri dikenal sebagai sifat utama
Allah SWT. Dalam bentuk kata yang berbeda, Allah SWT disebut juga
sebagai al-’Alim dan ‘Alim, yang artinya “Yang Mengeta hui”
atau “Yang Maha Tahu.” Ilmu adalah salah satu dari sifat utama
Allah SWT dan merupakan satu-satunya kata yang komprehensif serta
bisa di gunakan untuk menerangkan pengetahuan Allah SWT.
Sebagian
ahli menerang kan perkembangan ilmu dalam Islam dengan melihat cara
pendekatan yang ditempuh kaum muslimin terhadap wahyu dalam
menghadapi suatu situasi di mana mereka hidup, dari satu generasi ke
generasi berikutnya. Menurut pendekatan ini, ge nerasi pada masa Nabi
Muhammad SAW telah menangkap semangat ilmu yang diajarkan oleh Islam
yang disampaikan oleh Nabi SAW tetapi se mangat itu baru menampakkan
dampak yang amat luas setelah Nabi SAW wafat. Hadirnya Nabi SAW di
tengah-tengah kaum muslimin pada generasi pertama sebagai pimpinan
dan tokoh sentral menyebabkan semua situasi dan persoalan-persoalan
yang muncul dipulangkan kepada dan diselesaikan oleh Nabi SAW.
Munculnya
sejumlah hadist yang digunakan untuk keperluan pemikiran hukum, di
samping ayat-ayat Al-Qur’an, menjadikan hadist pada masa-masa
tersebut tumbuh menjadi ilmu tersendiri. De ngan alasan yang berbeda
dengan lahirnya ilmu hukum, teologi atau ilmu kalam muncul menjadi
ilmu yang berpangkal pada persoalan-persoalan politik, khususnya pada
masa kekhalifahan Usman bin Affan dan Ali bin Abi Talib. Ilmu kalam
semakin menegaskan dirinya sebagai disiplin ilmu tersendiri ketika
serangan yang ditujukan kepada Islam memakai pemikiran filsafat
sebagai alat. Oleh karena itu, dirasakan bahwa penyerapan fil safat
merupakan suatu keharusan untuk dipakai dalam membela
keyakinan-keyakinan Islam.
Perkembangan
ilmu paling pesat dalam Islam terjadi ketika kaum muslimin bertemu
dengan kebudayaan dan peradaban yang telah maju dari bangsa-bangsa
yang mereka taklukkan. Perkembang an tersebut semakin jelas sejak
permulaan kekuasaan Bani Abbas pada pertengahan abad ke-8. Pada masa
ini umat islam telah banyak melakukan kajian kritis tentang ilmu
pengetahuan sehingga ilmu pengetahuan baik aqli ( rasional ) maupun
yang naqli mengalami kemajuan dengan sangat pesat. Diantara banyak
ahli yang berperan dalam proses perkembangan ilmu pengetahuan adalah
kelompok Mawali atau orang-orang non arab, pada permulaan Daulah
Abbasiyah terdapat beberapa lembaga non formal yang disebut Ma’ahid.
Sedangkan pada masa pemerintahan Harun Al Rasyid didirikanlah lembaga
pendidikan formal seperti Darul Hikmah yang kemudian dilanjutkan dan
disempurnakan oleh Al Makmun.
Perkembangan ilmu
pengetahuan di dunia Islam
Pengetahuan akal dan
intelektual merupakan suatu dorongan intrinsic maupun intern dalam
islam.
Pada masa daulah Abbasiyah, ibu kota Baghdad menjadi pusat
intelektual muslim, dimana terjadi pengembangan ilmu pengetahuan dan
kebudayaan islam
juga
Sekolah-sekolah dan akademik mulai muncul disetiap pelosok.
Jika dilihat pada
kenyataannya dari zaman dahulu sampai sekarang ini tokoh-tokoh
intelektual sering disebut dengan ulama yang berarti orang-orang yang
berilmu dan ilmu yang dimilikinya tidakterbatas hanya pada ilmu-ilmu
agama, mereka disebut ulama-ulama klasik yang oleh shill sebagai
intelektual lama dari abad pertengahan. Demikian sejarah perkembangan
intelektual pada masa yang disebut Harun Nasution sebagai periode
klasik (650-1250) yang merupakan zaman kemajuan di masa inilah
perkembangan dan munculnya ilmu pengetahuan baik dalam bidang agama
maupun non agama dan kebudayaan islam juga memunculkan ilama-ulama
besar dalam bidang ilmu pengetahuan. Pada kejayaan itu perkembangan
intelektual muslim mencapai puncaknya sehingga cenderung membentuk
pemikiran bebas (rasionalisme) yang dikembangkan oleh kaum
mu’tazilah, hal itu menimbulkan dan kecenderungan dan kecemasan
dikalangan sebagian kaum intelektual muslim. Pada tahun 1059-1111
muncullah Al-Ghazali yang menentang pemikiran bebas itu lalu
mengembangkan mistisisme dan tasawuf. Menurut Hitti mistitisme muslim
mewakili suatu reaksi intelektualisme serta formalisme yang
berkembang saat itu sampai sekarang diakui bahwa periode sejarah
peradaban islam serta pendidikan paling cemerlang terjadi pada masa
pemerintahan Daulah Abbasiyah di Baghdad (750-1285 M) dan Daulah
Umayyah di Spanyol (711-1492 M). Pada periode ini semua potensi
tergantung pada kebudayaan yang didasari nilai-nilai Islam mulai
bergerak berlahan namun strategis. Selain terjadi kemajuan di bidang
sosio-ekonomik juga terjadi kemajuan dibidang intelektual,Kemajuan
intelektual tersebut ditunjang oleh kemajuan pendidikan baik
institusi, intfsartruktur maupun kemajuan sains dan objek-objek lain
yang mendukung pengetahuan.
Khlalifah al-Maknun
menunjukkan perhatian besar pada pendidikan dan kesastraan.
Dikumpulkan kitab-kitab yang ada didaerah-daerah kekuasaannya
seperti; Syria, Afrika, dan Mesir menggantikan pajak-pajak bahkan
Selalu kelihatan unta-unta memasuki kota Baghdad mambawa kertas dan
kitab-kitab. Istana al-Maknun tanpa seakan-akan tempat pertemuan ilmu
dan sastra, bukan pusat pemerintahan dan bukan khalifah,Sebab mereka
terdiri dari guru-guru pengkritik-pengkritik, penerjemah-penerjemah
dan komentator-komentator. Masa Daulah Abbasiyah adalah zaman
meranumnya ilmu pengetahuan dalam dunia islam. Tamaddu islam dalam
zaman ini ditandai oleh berkembangnya ilmu pengetahuan dengan sangat
pesat bahkan umat islam telah membuat jalan baru bagi kehidupan
ilmunya. Sejarah perkembangan pikiran dari berbagai bangsa melalui
jalan yang sama dalam evolusi kemajuannya yang bertingkat-tingkat
yang tiap-tiap tingkatan itu merupakan mata rantai yang bersambung.
Pada Zamannya
banyak sekali buku-buku ilmu pengetahuan yang diterjemahkan kedalam
bahasa arab dan berbagai bahasa asing, disamping buku-buku asli yang
dikarang dalam berbagai bidang ilmu.
Bagdad menjadi
cemerlang bukan sebagai ibu kota Khalifah Abbasiyah melainkan sebagai
pusat kebudayaan, seni dan sastra yang belum pernah disaksikan oleh
umat manusia. Popularitas Daulah Abbasiyah mencapai puncaknya dizaman
khalifah Harun al-Rasyid (786-833) dan putranya al-Ma’mun
(813-833 M).
Pada saat Harun al-Rasyid kekayaannya banyak digunakan untuk
meperluan sosial, pada masa itu terdapat sekitar 800 dokter,
selanjutnya peganti al-Rasyid yaitu putranya Al-Ma;mun dikenal
khalifah yang sangat cinta pada ilmu. Pada masa pemerintahannya
penerjemah buku-buku asing digalakan untuk menterjemahkan buku-buku
asing Yunani, bahkan ia menggaji penerjemah-penerjemah dari golongan
kristen dan penganut agama lain yang ahli,juga pada masanya membagun
sekolah salah satu yang terpenting yaitu pembangunan Baitul Hikmah
yang digunakan sebagai pusat penerjemahan perguruan tinggi dengan
perpustakaan besar. Pada masa Al-Ma’mun Bagdad menjadi pusat
kebudayaan dan ilmu pengetahuan.
Kemajuan Ilmu
Pengetahuan Islam Di Dunia
Pengaruh peradaban
islam ke Eropa berlangsung pada abad ke 12 M dimulai dengan banykanya
pemuda kristen Eropa yang belajar diberbagai universitas islam di
Andalusia serta adanya gerakan penterjemah di Sicillia dan perang
salib di Syria. Empirisme keilmuan islam mendorong ilmu Eropa untuk
meneliti alam, menaklukan lautan dan menjelajah benua, Empirisme itu
memberikan sumbangsih terhadap renaissance eropa yang dimulai dari
Italia pada abad ke 13 M.
Orang romawi
berusaha menyingkirkan kebudayaan latinnya dinegeri-negeri Afrika
Utara, dipindahkan sekolah-sekolah dan sistem-sistem pendidikannya
sebagaimana sastra dan seni yunani menjadi cemerlang di Roma
didapatinya pusat-pusat yang subur di Afrika utara sepanjang 2 abad
pertama semenjak Romawi menguasai Afrika.
Disamping
sekolah-sekolah dan pusat-pusat kebudayaan romawi terhadap
perpustakaan dimana diadakan ceramah dan seminar begitu juga panggung
sandiwara adan stadium-stadium yang memenuhi desa dan kota afrika dan
berusaha menyingkirkan kebudayaan Romawi.
Orang-orang arab
menyebut nama Andalusia untuk semua plosok Spanyol yang tunduk
dibawah kaum muslimin dan nama arab itu berasal dari nama
puak-puakpihak-pihak yang berasal dari Spanyol berada dibawah
kekuasaan romawi sehingga ia diserang oleh pihak-pihak Wandal pada
abad ke 5 H. Semenjak itulah negeri ini dinamakan negeri Wandalusia
atau negeri Wandal orang arab menamainya negeri Wandal.
Dari
Andalusia orang-orang arab mendirikan skolah-sekolah, masjid-masjid,
hotel-hotel, rumah sakit, disegala tempat.
Ciri-ciri umum
pendidikan Islam
Masuknya ilmu akal,
artinya ilmu filsafat, matematika, geometrik, aljabar, sejarah dan
geografi. Kemudian Islam mencapai puncak kegemilangannya pada waktu
membuka diri dari budaya alin yang diawali dari khalifah Al-Mansyur
lalu diikuti generasinya
Munculnya
sekolah-sekolah yang belum terkenal saat itu (persoalan Islam)
Munculnya pemikiran
pendidikan unik
Masuknya ilmu sain
Menurt Al-Ghazali
ilmu-ilmu agama Islam terdiri dari:
Ilmu tentang
keesaan ilahi
Ilmutentang
kenabian /ihwal tentang sahabat serta penerus relijius dan
spiritualnya
Ilmu tentang
akhirat dan eskatologi
Ilmu tentang sumber
pengetahuan religius
Ilmu tentang
kewajiban manusi terhadap tuhan (ibadah)
Ilmu tentang
kewajiban manusia terhadap masyarakat, yaitu : ilmu tentang
transaksi dan ilmu tentang konstraktual
Ilmu tentang
kewajiban manusia terhadap jiwanya sendiri(ilmu akhlak)
Simpulan
Perkembangan ilmu
pengetahuan terjadi dari datangnya Islam yang dibawa nabi Muhammad
SAW dan setelah wafatnya beliau diteruskan kembali oleh
sahabat-sahabatnya selanjutnya para pemimpin tokoh muslim
mengembangkannya menjadi bermacam-macam kumpulan ilmu pengetahuan.
Pengetahuan akal dan intelektual merupakan suatu dorongan instrinsik
dalam ajaran Islam. Perkembangan
sejarah mencatat banyak kerajaan Islam yang berdiri bahkan
mengembangkan ilmu pengetahuan hinnga samapai kepelosok penjuru
dunia, seperti pada masa daulah Abbasiyah yang banyak berperan dalam
bidang ilmu pengetahuan bahkan menjadi pusat pengembangan ilmu
pengetahuan intelektual muslim dan kebudayaan Islam, banyak
perpustaka an besar di Bagdad yang didirikan untuk umum yaitu Baitul
Hikmah.
Ilmu-ilmu yang
dikuasai tidak hanya melainkan ilmu agama semata melainkan kemajuan
ilmu pengetahuan Islam hingga sampai ke Eropa, Afrika Utara dan
Andalusia. Terdapat
beberapa Ciri-ciri umum pendidikan dan ilmu-ilmu berkembang pada masa
keemasan islam yaitu, masuknya ilmu akal, timbulnya sekolah-sekolah
munculnya pikiran-pikiran pendidikan unik, dan masukmnya ilmu sain.
Perjalanan sejarah sangat lama hingga sampai pada saat ini dan
semakin pengalami perkembangan bailk ilmu dunia maupun ilmu akhirat,
banyak faktor-faktor lain yang mendukung pengetahuan, selain itu
tokoh-tokoh ilmu pengetahuan semakin berkembang meluas bahkan dapat
menciptakan ahli-ahli generasi pengembangan ilmu pengetahuan samapi
ke pelosok penjuru dunia.
REFERENSI
Verhaak, C. dan
Haryono Imam. 1995. FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN. Jakarta: PT.
Gramedia Pustaka Utama
WWW.
\bahan\Perkembangan Ilmu Pengetahuan di Dunia Islam « The
Dzakkir.htm
Gie, The Liang.
1996. PENGANTAR FILSAFAT ILMU. Yogjakarta: LIBERTY
Belum ada tanggapan untuk "SEJARAH ILMU PENGETAHUAN ISLAM"
Posting Komentar