PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Studi linguistic merupakan sebuah studi tentang keilmuaan bahasa suatu bangsa tertentu. Secera general ilmu lingustik tidak hanya meengkaji sebuah bangsa saja akan tetapi kajiaannya meluaas pada seluk bahasa pada umumnya, bahasa yang menjadi alat interaksi social milik manusia. Menurut konsep Ferdinand Sassure dalam bukunya Course de linguistique general terdapat 4 konsep mengenai bahasa; yang pertama telaah sinkronik dan diakronik. Pada konsep sinkronik bahasa dipelajari secara tempusnya. Yakni mempelajari bahasa pada suatu kurun waktu tertentu. Sedangkan konsep diakronik adalah sebuah telaah terhadap bahasa sepanjang masa dan melibatkan unsure kesejarahan penuturnya. Kedua konsep la langue dan la parole yang mempelajari bahasa dari realitas masyarakatnya Lalangue system tanda yang ada pada bahasa suatu masyarakat sebagai alat komunikasi sedangkan La parole adalah penutur dari bahasa yang ada di masyarakat tersebut. Ketiga Signifiant dan Signifie yang menyatakan bahwa bahasa adalah sebagai semesta tanda. Signifiant merupakan penanda yang menandai system tanda tersebut, Signifiant adalah citra bunyi atau kesan psikologis bunyi yang timbul dalam pikiran penanda. Sedangkan signifie adalah petanda (yang ditandai), Signifie adalah pengertian atau kesan makna yang ada dalam pikiran penanda. Yang ke empat adah hubungan sintagmatik dan hubungan paradigmatic. Yang dimaksud dengan hubungan sintagmatik adalah hubungan antar unsure-unsur yang terdapat dalam satu tuturan, tersusun berurutan dan bersifat linear. Sedangkan yang dimaksud dengan hubungan paradigmatic adalah hubungan antar unsur-unsur dalam satu tuturan dengan unsur-unsur sejenis yang tidak terdapat dalam tuturan bersangkutan
Objek penelitiaan linguistic memfokuskan pada studi makna bahasa juga merupakan satu tataran linguistic. Kalau istilah ini tetap dipakai tentu harus selalu diingat bahwa status tataran semantik dengan tataran fonologi, morfologi, dan sintaksis adalah tidak sama, sebab secara hierarkial satuan bahasa yang disebut wacana, seperti telah disebut pada bab-bab yang terdahulu, dibangun oleh kalimat; satuan kalimat dibangun oleh klausa; satuan klausa dibangun oleh frase; satuan frase dibangun oleh kata; satuan kata dibangun oleh morfem; satuan morfem dibangun oleh fonem; dan ahirnya satuan fonem dibangun oleh fon atau bunyi. Dari proses bangunmembangun tersebut, semantic berada disemua lokus bangunan tersebut dengan fokus kajiaannya tentang makna bahasa.
Dalam memahami suatu teks atau naskah kita tidak boleh asal asalan memberikan makna suatu kata ataupun kalimat, karena kesalahan makna dalam suatu teks atau naskah akan menimbulkan kekacauan dalam menyimpulkan maksud teks tersebut, Semantik adalah sebuah metode atau cara yang digunakan oleh seorang pembaca untuk mendapatkan arti atau makna dari suatu teks agar terhindar dari kesalahan makna.
Seorang tokoh linguis strukturalis Chomsky menyatakan betapa pentingnya semantik dalam studi linguistic, beliau menyatakan bahwa semantic merupakan salah satu komponen dari tata bahasa, dan makna kalimat sangat ditentukan oleh komponen semantic ini. semantic tidak lagi menjadi objek periperal melainkan menjadi objek yang setaraf dengan kajiaan kajiaan bidang linguistic lainnya.
Berawal dari keinginan penulis dalam upaya mempraktekkan teori yang terdapat di buku Linguistik Umum karya Abdul Chaer dan juga sebagai wujud tanggung jawab penulis dalam memenuhi tugas mata kuliah metode penelitiaan bahasa. Selanjutnya penulis akan memberikan beberapa ulasan terhadap kutipan teks yang diambil dari sebuah ontologi cerpen karya mahasiswa-mahasiswa UIN Suanan Kalijaga yaitu Rintik Tangis Semut-semut Coklat. Alasan penulis menggunakan cerpen tersebut sebagai obyek material penelitiannya karena didalamnya tersebut kaya akan kata-kata maupun kalimat yang dapat di analisis menggunakan teori semantik. Akan tetapi penulis memfokuskan penelitiaan pada salah satu cerpen dari 15 cerpen yang terhimpun dari antologi cerpen Rintik Tangis Semut-semut Coklat, yakni cerpen yang berjudul Haji Mabrur karya Imam Chumaidi.
B. Rumusan Masalah
Setelah membaca teks diatas maka penulis akan mengambil setiap kalimat yang ada dalam teks untuk dianalisis dan merumuskan beberapa hal sebagai berikut:
1. Apa saja bentuk makna kata yang terdapat pada kalimat kalimat penggalan teks cerpen Haji Mabrur karya Imam Chumaidi yang terhimpun dalam antologi cerpen Rintik Tangis Semut-semut Coklat tersebut ?
2. Bagaimana hakekat makna yang terkandung dalam kata dan kalimat tersebut?
PEMBAHASAN
1. Analisis Teks Menggunakan Teori Semantik Jenis Makna Kata
Kata merupakan unit terkecil dalam bahasa yang mempunyai konsep atau gagasan tertentu, maka makna kata dapat dibatasi sebagai hubungan antara bentuk dengan hal atau barang yang diwakilinya. Kata mobil misalnya adalah bentuk atau ekspresi, sedangkan “barabg yang diwakili oleh kata mobil” adalah sejenis kendaraan roda empat yang memiliki mesin. Barang itulah yang disebut sebagai refren. Sedangkan hubungan antara keduanya akan menimbulkan makna atau refrensi, yang mengakibatkan hubungan antara bentuk itu dengan pengalaman-pengalamn non-linguist atau barang yang ada di alam. Untuk mengetahui sebuah kata haruslah mengetahui kedua aspeknya yakni bentuk (kata) dan refrennya.
Kajiaan jenis makna kata sering diabaikan dalam linguistic padahaldalam masalah ketepatan pilihan kata atau kesesuaian pilihan kata tergantung pula pada makna yang di dikung olehbermacam-macam bentuk itu. Sebab itu, pada tulisan ini penulis akan Analisis Teks cerpen Rintik Tangis Semut-semut Coklat Menggunakan Teori Semantik Jenis Makna.
Adapun analisis yang digunakan dalam teori semantic ini adalah lebih fokus kepada Jenis Makna.kajiaan semantic. kajiaan makna timbul karena dinamika berbahasa yang digunakan untuk berbagai kegiatan dan keperluaan dalam kehidupan masyarakat. Maka makna bahasa tersebut menjadi bermacam-macam jika di lihat dari berbagi presfektif munculnya akibat proses komunikasi bermasyarat. Berbagai jenis makna telah dipaparkan dalam berbagai buku linguistic maupun semantic. Dalam penelitiaan ini penulis menggunakan teori semantic jenis makna kata leksikal, gramatikal dan kontekstual guna menelaah teks cerpen Haji Mabrur karya Imam Chumaidi yang terhimpun dalam antologi cerpen Rintik Tangis Semut-semut Coklat tersebut.
1. Makna Leksikal
Adalah makna yang dimiliki atau ada pada leksem meski tanpa konteks apapun. Contoh :
· Mesjid = tempat ibadah umat islam untuk menunaikan shalat
· Adzan = Panggialan bagi umat muslim untuk menunaikan shalat
· Mobil = sejenis kendaraan roda empat yang memiliki mesin
· Haji = ritual ibadah umat muslim di mekkah yang kelima dari rukun islam yang dilaksanakan setahun sekali bagi yang mampu
· Pak Haji dab bu Hajjah = sapaan kepada umat mulim yang telah menunaikan ibadah haji, seorang muslim lelaki disebut Pak haji sedangkan seorang muslimah perempuaan disebut bu Hajjah.
Dengan contoh diatas penulis bias menyimpulkan bahwa makna leksikal adalah makna yang sebenarnya, yang sesuai dengan observasi indra, ataupun makna yang sesuai dengan makna kamus. Makna leksikal merupakan makna yang sudah memperoleh kesepakatann bersama dalam tuturan masyarakat atau telah melalui proses konvensi
2. Makna Gramatikal
Adalah makna yang ada jika terjadi proses gramatikal seperti afiksasi, reduplikasi, komposisi, atau kalimatisasi . umpanya pada proses afiksasi perfiks ber- dalam kutipan tekscerpen tersebut berbusana muslim yang lengkap, ada kata dasar busana melahirkan makna gramatikal mengenakan atau memakai busana. Begitu juga dengan kata Ziarah dalam kutipan sebagai berikut; Mereka akan berziarah ke Makatul Mukarramah. Prefiks ber pada kata dasar Ziarah melahirkan makna berbuat atau melakukan ziarah.
Mereka akan berziarah ke makatul Mukarramah
Sintaksisasi kata-kata Mereka, berziarah, ke Makatul Mukarramah. Menjadi Mereka akan berziarah ke Makatul Mukarramah. Melahirkan makna gramatikal sebagai berikut:
Mereka bermakna “ pelaku
berziarah bermakna “aktif
ke Makatul Mukarramah bermakna “sasaran tempat
3. Makna Kontekstual
Adalah makna sebuah leksem atau kata yang berada di dalam satu konteks. Sebagai contoh penulis paparkan beberapa contoh leksem atau kata yang berada di dalam satu konteks dalam kutipan teks cerpen tersebut :
· Contoh pertama; Maman dengan kijang majikannya melaju kencang.
Kata kijang dalam teks diatas bukan berarti kijang dalam makna binatang mamalia yang berkaki empat, akan tetapi kata kijang disini bermakna konteks sebuah merek mobil atapun kendaraan beroda empat yang melaju cepat seperti binatang kijang.
· Contoh kedua; bibirnya yang manispun akhirnya melontarkan kepada suaminya untuk berpoligami demi keturunannya nanti
Kata bibirnya manis pada kutipan kalimat teks cerpen tersebut mempunyai makna konteks yaitu: ucapannya baik enak didengar
· Contoh ketiga: terasa sejuk hati Khodijah setelah sungkem kepada orang yang telah melahirkann dan membesarkannya.
kata ataupun ungkapan sejuk hati pada kalimat diatas memiliki makna konteks yaitu : perasaan lega, nyaman, dan bebas dari belenggu beban masalah
· Contoh keempat: keadaan itu sungguh telah menyeret hati jumali dan khodijahdalam lubang belas kasihan yang mendalam.
Menarik untuk disimak pada contoh ke-empat diatas terdapat dua kata yang mempunyai dua makna konteks pada satu kalimat yakni makna kata pertama menyeret hati pada kalimat diatas memiliki makna konteks yaitu : perasaan iba ataupun rasa peduli terhadap sesuatu. Sedangkan ungkapan kedua lubang belaskasihan memiliki makna konteks yang hamper sama akan tetapi lebih menekankan kepada objek penderita dari perasaan iba yang sangat besar tersebut
· Contoh kelima: hati mereka iba melihat apa yang ada di bola matanya.
Kata bola mata diatas memiliki makna konteks peristiwa ataupun keadaan yang mereka lihat oleh kedua matanya.
· Contoh keenam; shalat lima waktu yang menjadi tiang agama
Kata tiang diatas diatas memiliki makna konteks yaitu asas pokok atapun sesuatu yang menjadi penegak dari agama tersebut
· Contoh ketujuh tekad mereka sudah bulatn untuk berangkat ke tanah suci
Kata tanah suci diatas memiliki makna konteks: Mekkah
· Contoh kedelapan sampai di usianya yang hampir genap berkepala empat
Kata berkepala empat diatas memiliki makna konteks: usianya 40 tahun
SIMPULAN
Setelah melakukan analisis terhadap beberapa teks pada pembahasan sebelumnya, maka pembaca dapat membandingkan antara makna yang telah disebutkan dalam makalah ini dengan makna teks asli. Penulis melihat banyak istilah islami dalam teks cerpen Haji Mabrur karya Imam Chumaidi yang terhimpun dalam antologi cerpen Rintik Tangis Semut-semut Coklat tersebut. Ungkapan ataupun istilah tersebut tidak lepas dari tema yang penulis cerpen usung tentang haji, disamping itu juga latar dan nuansa cerita cerpen tersebut sangat islami. Konsikuensi logisnya banyak istilah kata dan ungkapan bahasa arab yang penulis cerpen gunakan seperti ungkapan shalat lima waktu yang menjadi tiang agama ungkapan tersubut sangat mirip dengan Hadis Rasululaah yang artinya shalat itu adalah tiangnya agama. Disamping itu ada kata atau istilah adzan, shalat, haji, mesjidil Haram, mekah, ibadah mahdhah, Ghairu mahdhah, lillahi taa’la dan lainnya merupakan istilah peribadatan dalam agama islam yang berasal dari bahasa arab yang sukar dicari padanannya dalam bahasa Indonesia.
Pembendaharaan kata yang digunakan penulis cerpen juga banyak mengambil dari bahasa arab yang telah mengalami proses saduran dan translitrasi, waktu magrib, ziarah, rakhim, mulia, khodijah, subuh, mesjid, ibadah, awal, niat, sejarah, manasik, do’a, mabrur dan sebagainya. Melihat itu semua tidaklah heran karena bahasa Indonesia merupakan bahasa yang paling banyak menyadur bahasa lain untuk memperkaya bahasanya termasuk bahasa arab didalamnya. Disamping itu terdapat faktor budaya dan agama yang menyebabkan bahasa Indonesia menyadur bahasa arab sebagai kosakatanya dikarnakan mayoritas penduduk Indonesia adalah beragama islam yang pengaruh bahasa arab pada agama ini sangatlah kuat. Dan itu semua terefleksikan dalam antologi cerpen Rintik Tangis Semut-semut Coklat dimana Bahasa mencerminkan penggunanya dan bahasa tetap ada karena penggunanya.
اللغة تحيا بحياة نطقيعا
Artinya: Bahasa hidup dari kehidupan penuturnya
DAFTAR PUSTAKA
Bunyamin, Bachrum, Rintik Tangis Semut-semut Coklat,Yogyakarta:Adab Press, 2007
Chaer, Abdul, Linguistik Umum, Jakarta: Rineka Cipta 2007.
Keraf, Gorys, Diksi dan Gaya Bahasa, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2006
Belum ada tanggapan untuk "Analisis Teks Cerpen Rintik Tangis Semut-semut Coklat Menggunakan Teori Semantik Jenis Makna Kata"
Posting Komentar