Realisme sosialis adalah salah satu aliran dalam sosialisme yang bergerak dalam kancah sastra atau kesenian. Aliran ini lahir dari filsafat sosialisme Rusia yang berhaluan sosialis komunis dan menjalar pada dunia seni dan sastra. Semangat realisme sosialis ialah untuk memenangkan sosialisme di tengah masyarakat dan untuk menyebarkan idologi sosialisme dengan medium karya sastra. Maka di dalam sastra aliran realisme sosialis menjadi realitas masyarakat, terutama sumber inspirasi untuk membuat karya sebagai cerminan realitas sosial Masyarakatnya. Yang di maksud dengan realitas masyarakat ialah kaum proletar, dan di atas pundak kaum sastrawan realisme sosialis tertanam tanggung jawab yang tidak ringan itu diemban untuk memberikan penyadaran kepada masyarakat yang tertindas sehingga masyarakat tersebut berjuang untuk melawan sistem patriarkat dan terbebaskan. Bisa dikatakan induk dari realisme sosialis adalah sosialisme, yang di cetuskan oleh seorang filosof bernama Karl Marx.
Aliran sastra
realisme sosialis merupakan kritik terhadap kaum patriarkat yang membuahkan idiologi
realisme sosialis. Konsep teorinya berasal dari
sosialisme Marx tentang manusia. Oleh karenanya, jelaslah bahwa, menurut konsep tentang manusia ini, sosialisme bukan sebuah masyarakat yang tersusun atas individu-individu yang diatur dan secara otomatis mengabaikan apakah mereka memiliki pendapatan yang cukup atau tidak. Sosialisme bukanlah masyarakat dimana individu tersubordinasikan oleh negara. Pemerataan ekonomi masyarakat di bawah tanggung jawab negara, sehingga tidak terjadi ketimpangan ekonomi.
Marx menjelaskan seluruh elemen pokok sosialisme. Manusia berproduksi dengan cara bekerja sama, bukan berkompetisi, yang berarti bahwa dia berproduksi secara rasional tanpa teralienasi, dan dia berproduksi di bawah kendalinya sendiri.
Teori di atas saat ini sedang di terapkan di Cina, sebagai negara penganut faham komunis teori tersebut ternyata sungguh mampu mengatasi persaingan global yang sekarang sedang terjadi. Seperti di Cina teknologi elektronik, itu menjadi home industri, semisal dalam hal industri kendaraan, satu desa membuat rangka kendaraan saja, desa lainnya membuat ban dan desa yang lainnya membuat bahan yang diperlukan untuk membuat alat transportasi. Setelah itu masyarakat menyetorkan hasil buatannya kepada pabrik yang di kelola oleh pemerintah, bagian pemasaranpun dilakukan oleh pemerintah. Sebagai mana yang terjadi sekarang, Indonesia kebanjiran produk motor dari Cina yang harganya jauh lebih murah.
Pada awal tahun 1840, istilah “sosialis” dan “komunis” tidak punya arti yang jelas. Kini “sosialisme” berarti, bertentangan dengan “kapitalisme”. Konsep tentang kapitalisme sebagai suatu bentuk masyarakat yang mapan, tidak ada, sampai Marx menemukannya. Dalam bukunya Das kapital, Marx mengurai tema-tema buku tersebut yaitu hubungan antara kapitalis dengan upah kerja atau kerja upahan, hubungan antara kapitalis dengan pekerja.
Dalam realitas masih banyak buruh yang tidak mendapat gaji yang memadai, para buruh tersebut hidup di bawah garis kemiskinan. Meski pemerintah sudah mengaturnya dalam peraturan daerah, tetapi kenyataannya masih banyak gaji buruh yang tidak mencukupi untuk kebutuhan hidup. Apalagi untuk menjaga kesehatan yang sangat mahal, tentu saja kaum buruh kesulitan. Banyak juga kasus para buruh yang tidak dibayar gajinya dengan alasan perusahaannya gulung tikar.
Dalam kajian realisme sosialis menggambarkan pertentangan antara klas proletar dan juga kelas borjuasi menjadi sebuah masalah yang senantiasa diakui, dan masalah realisme sosialis itu lahir dari sebuah realitas yang ada pada masyarakat. Sebagai sampel Sastrawan indonesia Pramoedya Ananta Toer adalah sastrawan yang beraliran realisme sosialis terutama dalam novel Tetraloginya berlatar belakang awal abad 20 dan akhir abad 19, telihat jelas pertentangan antara kelas borjuasi dengan proletar itu sampai sekarang masih terjadi.
Istilah ini digunakan pertama kali pada tahun 1905 di Uni Soviet. Realisme sosialis muncul dalam sebuah artikel anonim, yang berjudul Notes on Philistinisme. Dalam tulisan tersebut yamg disebarluaskan untuk menentang pemerintah berhubungan dengan peristiwa “Minggu Berdarah” pada tanggal 22 Januari 1905, Gorki kemudian ditangkap tetapi tidak lama kemudian dilepas karena membanjirnya protes-protes internasinoal atas penangkapannya.
Realisme sosialis, seperti nampak pada namanya, adalah istilah yang terdiri atas dua kata yang di majemukkan. Realisme sebagai istilah kesenian dan sastra pada umumnya bukanlah realisme sebagaimana dikenal oleh dunia Barat selama ini, tetapi realisme sesuai dengan istilahnya menurut tafsiran sosialis. Realisme sosialis sesuai dengan istilahnya dengan sendirinya bukan realisme Barat. Pembedaan ini perlu karena antara kedua realisme ini bukan hanya terdapat perbedaan tafsiran, tetapi yang lebih penting untuk diketahui adalah adanya perbedaan dalam perkembangannya.
Istilah ini baru diumumkan pada tahun 1934 di hadapan Kongres I satrawan Soviet di Moskwa, melalui ucapan Andrei Zidanov:
“Dalam pada itu kenyatan dan watak historik yang konkret dari lukisan artistik mesti dihubungkan dengan tugas pembentukan ideologis dan pendidikan pekerja-pekerja dalam semangat sosialisme. Metode kerja sastra dan kritik sastra ini kita namakan metode realisme sosialis”
Sesua
i dengan teori materialisme dialektika Karl Marx, tindakan adalah yang pertama dan fikiran adalah yang kedua. Aliran ini berpendapat bahwa tidak terdapat pengetahuan yang hanya merupakan pemikiran tentang alam, pengetahuan selalu dikaitkan dengan tindakan. Pada zaman dahulu, menurut Karl Marx, para filosof telah menjelaskan alam dengan cara yang berbeda-beda. Kewajiban manusia sekarang adalah untuk mengubah dunia, dan ini adalah tugas misi yang bersejarah dari kaum komunis.
Secara historis sosialisme mempunyai gagasan yang menuntut adanya pemerintahan yang lebih baik dan berusaha membuktikan kepada kelompok kaya dan pemilik modal bahwa eksploitasi itu tidak bermoral. Sosialisme pada awalnya adalah sebuah reaksi minoritas terhadap pelaksanaan etika kapitalis dan pengembangan masyarakat industri.
Sosialisme merupakan produk dari perubahan-perubahan sosial yang mengubah masyarakat-masyarakat Eropa di akhir abad kedelapan belas dan kesembilan belas. Inti dari sosialisme bukanlah semata-mata bahwa produksi itu harus dipusatkan di tangan negara itu harus seluruhnya merupakan peran ekonomi, di dalam masyarakat sosialis, pengelolaan atau tata pelaksanaan ekonomi harus menjadi tugas dasar negara.
Sumber;
Faristin, Nur Lela. REALISME SOSIALIS PRAMOEDYA ANANTA TOER (Telaah dalam Novel Tetralogi), sebuah skripsi diajukan pada Fakultas Ushuludhin Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta
Artikel keren lainnya:
Belum ada tanggapan untuk "Realisme Sosialis Karl Marx dalam Sastra"
Posting Komentar