Kamis, 10 Juni 2010

Teori Resepsi Sastra Jauss


1. Teori respsi sastra jauss

Teori sastra respon pembaca sering juga dikenal dengan istilah teori resepsi sastra, teori ini memusatkan perhatian pada hubungan antar teks sastra dan pembaca, teori ini juga menjadi landasan konseptual kritik sastra atau penelitian sastra yang secara khusus ingin melihat relasi pembaca dan teks sastra, kritik sastra yang berlandaskan pada teori ini adalah kritik respon pembaca ( reader-response criticism ).[1] Kritik ini menyatakan bahwa “makna” karya sastra adalah interpretasi yang diciptakan atau dikonstruksikan/ dihasilkan oleh pembaca dan penulis sebagai subjek kolektif. Ia memberikan tindakan perhatiaan pada tindakan kreatif pembaca dalam memasukan makna kedalam teks sastra. Kritik ini menganggap bahwa orang yang berbeda repertoa/gudang bacaan seorang subjek pembaca akan menafsirkan teks karya sastra secara berbeda, tergantung dari presfektif mana ia melihat dan sejauh mana kadar repertoa pembaca dalam memahami teks karya sastra tersebut. Sebagai konsikuensi logis pluralitas dan kompleksitas pemberiaan makna terhadap interpretasi teks tadi merupakan sebuah keniscayaan. Oleh karena itu teori ini menyatakan tidak ada pembacaan atau intrepretasi tunggal ataupun yang paling benar, akan tetapi yang paling optimal. Karya sastra itu ada jika ia dapat mempengaruhi pembaca, baik itu berupa tindakan-tindakan yang sifatnya aktif, maupun sebuah penilaiaan terhadap teks karya tersebut.

Jauss sebagai tokoh perumus dan pengembang teori resepsi sastra, dalam teorinya ia memusatkan perhatiaan bagaimana suatu karya diterima pada suatu masa tertentu berdasarkan horizon penerimaan tertentu atau erwartungshorisont atau horizon of expretion. Partisifasi pembacalah yang menghidupkan karya sastra. Sebuah karya baru menjadi peristiwa sastra, bila karya itu telah dilihat dengan adanya hubungan antara karya sastra lain. Suatu karya akan menyebabkan pembacanya memberikan reaksi tertentu berdasarkan textual strategy tertentu. Jadi bisa kita asumsikan bahwa penerimaan dapat dilihat sebagai perluasan dari aspek semiotic yang timbul dalam pengembangan dan perbaikan suatu system. dengan kata lain perubahan horizon penilaian juga bisa mengalami perubahan.

Penerimaan karya sastra dalam lapisan masyarakat bisa terjadi dengan berbagai macam kemungkinan. Reaksi atau parsitifasi aktifnya terjadi dalam bentuk adanya orang yang menciptakan karya sastra yang lain. Reaksi ini berbeda dari penerimaan pasif yang sifatnya hanya mengomentari, menyukai, memberi kritikan dan memberi masukan terhadap karya sastra tersebut. Memperhatikan bagaimana karya sastra diterima oleh seorang penulis, yang lebih kemudian dan bagaimana seterusnya ia bisa melanjutkan, memberikan kemungkinan lain; estetika dan presfektif peluang/kemungkinan penyusunan sejarah serta yang lain, yang menekankan pada aspek perkembangannya dalam hal ini karya sastra yang dikaji sebagai objek yang akan ditelaah.

Pendekatan teori respsi sastra Jauss menekankan aspek penerimaan dalam hal ini bagaimana seorang penulis kreatif dalam menerima karya sebelumnya, yang memungkinkan ia dapat menciptakan sesuatu yang baru darinya, atau bagaimana seorang bukan penulis kreatif menerima suatu karya sehingga karya itu bermakna tertentu bagi dirinya. Pada intinya memusatkan kepada keaktifan pembaca kepada kesanggupan mereka dalam menggunakan imajinasi dalam proses pembacaan. Jauss memahami karya sastra dapat terlihat dari pernyataan mereka. Pernyataan ini mungkin saja berupa komentar-komentar atau berupa karangan lain yang mentransformasikan atau mendemistifikasikan karangan yang pernah dibacanya. Pendekatan Jauss ini memberikan kerangka bagi perkembangan sastra karena pendekatannya mengembangkan perhatiaan pada aktivitas pembaca, bukan sebatas kesan seperti yang di asumsikan oleh Iser. download here

Tidak ada komentar:

Posting Komentar