Rabu, 10 Februari 2010

THE CHOISE; Bukan Syair Cinta

Bukan Syair Cinta

Cintailah cinta dengan cinta
Bukan dengan kata yang tak bermakna
Kata yang kehilangan maknanya, tak bernyawa
Ketika leburnya makna
Diatas tanah bebatuan hitam tua
Pergi entahlah kemana
Ia hanya meninggalkan kata
Bencana….
Banyaklah bencana di dunia
Akibat dari tajamnya kata-kata manusia
Keserakahannya lebih luas dari pada alam semesta
Tuhan bersabda:
Wahai makhluk tuhan yang paling sempurna
Wahai kholifah fil ardi sang penguasa
Wahai makhluk tuhan yang suka berbuat dosa
Takutkah engkau dengan azab dan murka sang pecipta
Yang maha dari segala yang ada dan tiada
Sakit, perih, siksa, yang tak terbaca
Cahaya hati dan kepala tak lagi bersua
Karena keserakahan dan tak bisa
naha nafsu a’nil hawa wa zinatu dunia
tempat apakah yang seharusnya engkau sapa?
Anjing saja tinggal abadi disana
Karena maha pemurah dan bijaksananya sang pencipta
Malu, harga diri, harta dan semua yang kau puja
Tak bisa menyelamatkan kau dari kuasanya
Tempat manakah yang kau puja?
Tempat terindah yang tak terjama
Oleh makhluk paling dholim, korup dan durjana
Tak lain dan tak bukan adalah anda manusia
Surga atau neraka
Kau pilih yang mana?

2 komentar:

  1. Salam budaya
    Salam kepada sastrawan Muda

    waaw....
    asik nh^_^

    cinta yang selalu hidup
    pada setiap makhluk yang bernyawa
    tidak bisa di mungkiri, tumbuh cinta
    timbullah bencana

    semua kata-kata terungkap
    dari hati masuk kejiwa
    yang tak bisa di hapus
    dalam benak rasa.

    cinta hanyalah fatamorgana
    yang tak bisa terlihat dengan mata kepala
    hanya bisa di rasa
    dari buayan kata-kata romantika

    syukurilah apa adanya
    inilah yang dinamakan surga dunia.

    Tq.

    BalasHapus
  2. behhhhhhhhhhhhhhh diksinya mudah difahami, sehingga tema dan pesan penyaair juga mudah diserap dengan baik, fikrah dan khayalnya cukup kuat dalam menarasikan tau mendeskrifsikan tema yang dimaksud. sastrawan dan penyair adab kita ini memang mantap

    BalasHapus